Seiring perkembangan zaman, tantangan
mendidik, membina dan memberdayakan anak-anak dan para remaja kian sulit dan
kompleks. Kini kemajuan kehidupan melahirkan perubahan sikap dan termasuk adanya
berbagai penyimpangan prilaku pada anak-anak dan remaja.
Keprihatinan semakin mengiris saat melihat
fenomena negatif di kalangan anak dan remaja kini, seperti kriminalitas,
pornografi, aksi kekerasan, penyalahgunaan narkoba serta negatif lainnya. Realitas
ini menyadarkan bahwa kepedulian dan aksi nyata sangat mendesak untuk
mengoptimalkan proses pendidikan, pembinaan dan pemberdayaan mereka.
Terkait dengan hal di atas Komisi Karya
Misioner hendak mengadakan agenda besar yaitu
Jambore Nasional Sekami tahun 2018.
Dalam perhelatan ini Keuskupan Agung
Pontianak diminta oleh DIRNAS (Direktur Nasional) Karya Kepausan Indonesia,
Romo Markus Nur Widipranoto, Pr untuk menjadi tuan rumah temu SEKAMI tingkat
nasional.
Meski waktu pelaksanaan masih terbilang lama,
namun panitia lokal sudah mengadakan persiapan-persiapan dan
pertemuan-pertemuan termasuk dengan panitia pusat.
Informasi yang diperoleh
DUTA, bahwa perhelatan ini nantinya bukan sekadar selebrasi saja, tetapi
terutama memiliki dimensi edukasi, katekese, dan misioner. Melalui kegiatan
ini, pengetahuan, iman, serta semangat misioner para remaja diharapkan kian
meningkat. Sehingga kelak, mereka menjadi saksi-saksi iman yang handal. Dan,
pada saatnya nanti, mereka bisa menjadi misionaris untuk sesama.
Ratusan atau bahkan ribuan remaja yang tergabung dalam
Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner Indonesia (SEKAMI) yang berasal dari
berbagai keuskupan di Indonesia akan hadir di Keuskupan Agung Pontianak
nantinya.
Jambore nasional Sekami
Remaja ini nantinya juga terasa istimewa, lantaran bertepatan dengan peringatan
pendirian serikat ini ke-175. Sekami yang lahir di Perancis, 19 Mei 1843, dapat
menyokong perkembangan Gereja dan masyarakat Indonesia. Harapan ini bisa
terwujud, jika anak-anak dan remaja dibina, sehingga mereka dapat terlibat
aktif, tidak hanya untuk masa depan, tetapi juga untuk masa kini.
Fenomena gaya hidup para
remaja saat ini. Mendorong Gereja memberikan pembinaan terutama bagi remaja.
Gereja harus terlibat aktif menyelamatkan para remaja dari belitan paradigma
dan perilaku salah tentang cara hidup modern
Acara ini kian istimewa
nantinya bila didukung oleh semua pihak. Semangat misioner bukan hanya milik
para murid pada zaman Yesus atau milik para Imam, Bruder, Suster tapi milik dan
tanggung jawab kita semua, gereja zaman sekarang.
PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar