Jumat, 20 Oktober 2017

Pembangunan Pastoran Jagoi Babang




Peletakan Batu Pertama

Pembangunan Pastoran Jagoi Babang


Wujud nyata bentuk dukungan akan kehidupan beragama di Kabupaten Bengkayang (Kalbar), Bupati Suryadman Gidot, M.Pd beserta Ibu Femi Suryadman Gidot ikut serta dalam prosesi peletakan batu pertama pembangunan gedung pastoran Santo Mikael Jagoi Babang yang dilakukan oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Kamis (19 Oktober 2017).
Prosesi Pemberkatan Lokasi Pembangunan dan Batu Pertama
Hadir juga dalam acara tersebut Wakil Bupati Bengkayang, Agustinus Naon, S.Sos, Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) Jagoi Babang, Mayor Inf Amri Marpaung, Camat Jagoi Babang, Yustianus SE, MM, Provinsial Kapusin, Pastor Amandus Ambot, OFMCap, Pastor Paroki Sanggau Ledo, Pastor Adrianus Ali, OFMCap beserta beberapa pastor lainnya. Secara kebetulan hadir Father Jose Angel Echeverria OFMCap (asal Spanyol) yang saat ini bertugas di Roma dan sedang mengumpulkan data-data untuk penulisan buku tentang sejarah karya pelayanan Kapusin di Indonesia.
Dalam sambutan singkatnya, Suryadman Gidot mengatakan, salah  satu persoalan yang terkait dengan kehadiran dan pelayanan  pemerintah di kawasan perbatasan adalah tentang pelayanan   keagamaan.  

“Sebagai  wilayah  yang  berbatasan    dengan    negara    tetangga,    daerah    perbatasan (Jagoi Babang)    menjadi  rentan  terhadap  masuknya  ideologi-ideologi  asing  yang  tidak  selalu  paralel  dengan  ideologi  bangsa  dan  negara  Indonesia,” ujar Bupati.
 Untuk itulah, lanjut Bupati, persiapan pemekaran paroki di  Jagoi Babang ini harus kita dukung bersama.
 Acara pelatakan batu pertama tersebut diawali dengan nyanian  pembukaan. Uskup terlebih dahulu memerciki dengan air  suci lokasi bangunan dan juga batu pertamanya, sementara umat bernyanyi.
Pemberkatan lokasi pembangunan oleh Mgr. Agustinus Agus
 Lalu batu pertama itu dipasang pada tempat yang sudah disediakan masing-masing oleh : Mgr. Agustinus Agus, Bupati dan Wakil Kabupaten Bengkayang, Pastor Paroki Sanggau Ledo, Pastor Provinsial Kapusin, Camat Jagoi Babang, dan Father Jose Angel Echeverria OFMCap.
 Dalam amanat singkatnya, Mgr. Agus mengatakan, persoalan keagamaan dan   pelayanan agama di daerah perbatasan menjadi persoalan  penting. 
Peletakan Batu oleh Mgr. Agustinus Agus
 Sampai saat ini pengembangan pelayanan keagamaan di daerah   perbatasan relatif masih lebih rendah dibanding dengan daerah lain, dan persoalan pembangunan fisik dimana bagian terbesar daerah perbatasan   minim   dengan   kehadiran simbol-simbol   fisik (bangunan keagamaan yang  menandakan  kepemilikan  Indonesia).
Peletakan Batu oleh Bupati Bengkayang -Suryadman Gidot, M.Pd
“Minimnya  fasilitas-fasilitas  fisik tentunya berdampak langsung pada minimnya akses  pelayanan keagamaan,” tandas Mgr. Agus.
Peletakan Batu oleh Wakil Bupati Bengkayang - Agustinus Naon, S.Sos
Mgr. Agus mengatakan, pembangunan pastoran di Jagoi Babang sebagai bagian dari persiapan Jagoi Babang menjadi paroki. Pemekaran  dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada umat dan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan umat basis yang diharapkan.
Peletakan Batu oleh Pastor Paroki Sanggau Ledo - P. Adrianus Ali, OFMCap
Jagoi Babang merupakan salah satu stasi dalam wilayah pelayanan Paroki Santo Petrus Sanggau Ledo. Saat ini sudah ditempatkan satu orang pastor dan satu orang bruder untuk melayani umat. Ordo Kapusin nantinya akan melayani daerah perbatasan ini.
Peletakan Batu oleh Provinsial Kapusin - P. Amandus Ambot, OFMCap
Pastoran yang direncanakan dibangun dua tingkat ini menurut Mgr. Agus bukan untuk kemegah-megahan tapi untuk membenahi sarana pelayanan yang lebih baik demi kelancaran tugas.
Peletakan Batu oleh Camat Jagoi Babang - Yustianus SE, MM
 Mgr. Agus memberikan pengarahan kepada umat yang hadir bahwa karya yang sudah dimulai ini semestinya membangkitkan iman dan mengajak umat untuk menunjukkan rasa terimakasih serta bahu-membahu mendukung baik melalui doa maupun finansial.
Peletakan Batu oleh Father Jose Angel Echeverria OFMCap
Menurut Mgr. Agus, rencana pembangunan pastoran Jagoi Babang sebenarnya belum akan dimulai tahun ini, tapi karena Pemda Bengkayang sudah mengucurkan bantuan dana awal lebih dari 300 juta, maka pihak keuskupan berani memulainya lebih cepat dari rencana semula.
Jika tidak ada halangan, maka bertepatan dengan Pesta Malaikat Agung : Santo Mikael (29 September 2018), pastoran Jagoi Babang dengan luas lurang lebih 600 meter persegi ini akan diresmikan bersamaan dengan Deklarasi Pendirian Paroki Santo Mikael Jagoi Babang, pemekaran dari Paroki Santo Petrus Sanggau Ledo.

Usai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung pastoran Santo Mikael Jagoi Babang seluruh yang hadir diundang santap malam bersama di aula stasi (bekas gedung gereja yang lama sekarang di jadikan aula).
Rencana Bentuk Pastoran yang akan dibangun
Suasana santap malam terasa sangat hangat, akrab, penuh kekeluargaan, cair dalam kebersamaan. Mgr. Agus lantas didaulat untuk menyanyikan beberapa lagu. Sontak seluruh yang hadir ikut bergoyang.
Tukang sedang bekerja di lokasi
Mari bersama-sama kita dukung pembangunan pastoran di Jagoi Babang dan semoga proses persiapan pemekaran paroki berjalan lancar sesuai yang direncanakan.

Berikut visual pemberkatan lokasi dan peletakan Batu Pertama Pembangunan Pastoran Jagoi Babang *** Paulus Mashuri
Mgr. Agus berdialog dengan Pak Andre, sebagai pelaksana proyek
Ramah-tamah sebelum acara dimulai di serambi pastoran
Kompleks gereja, pastoran sementara, dan aula stasi Jagoi Babang
Gedung gereja yang lama dijadikan sebagai aula stasi
Tempat tinggal pastor sementara (pastoran)
Gereja Santo Mikael Jagoi Babang
Lokasi pembangunan pastoran
Persiapan acara peletakan Batu Pertama
Pastor Provinsial Kapusin ikut bergoyang
Mgr. Agus menyanyikan beberapa lagu
Pastor Paroki Sanggau Ledo - P. Adrianus Ali, OFMCap ikut goyang
Pastor Yordanus Ahie, OFMCap dan Danramil - ikut bergoyang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar