Selasa, 13 Februari 2018

Surat Gembala APP KAP 2018

“Mewujudkan Sukacita seluruh ciptaan di Bumi Kalimantan” 

Surat Gembala APP Keuskupan Agung Pontianak 2018 

Saudara-saudari umat kristiani yang terkasih, 

Pada tgl. 14 Februari 2018, seperti tahun-tahun sebelumnya, kita merayakan Hari Rabu Abu, tanda dimulainya masa prapaskah yang lebih sering dikenal dengan “masa puasa” selama 40 hari. Masa puasa adalah masa dimana kita, seluruh umat kristiani diberi kesempatan secara khusus untuk mengadakanpermenungan, mawas diri, meninjau kembali hidup keagamaan kita, apakah sudah sesuai dengan apa yang kita imani. Masa puasa selalu diwarnai suasana matiraga, ulah tapa dan semangat doa sebagai ungkapan bahwa dihadapan Allah kita hanyalah debu, penuh dosa dan perlu melakukan pertobatan.

Masa puasa tahun 2018 ini kita jalani dalam suasana dimana bangsa dan negara kita akan menghadapi pesta demokrasi yaitu “Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota” di 171 kabupaten/kota serta Provinsi di seluruh Indonesia.

Mari kita doakan agar pesta demokrasi ini berjalan damai sesuai dengan harapan rakyat dan bangsa dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berpihak kepada rakyat. Tentu harapan kita semua agar apapun hasilnya tidak akan mengkotak-kotakan apalagi memecah-belah bangsa dan negara kita tercinta ini. Setiap orang Katolik yang sudah memenuhi syarat untuk memilih sesuai dengan undang-undang yang berlaku wajib menggunakan hak pilihnya sesuai hati nuraninya dalam pemilihan kepala daerah baik itu di tingkat Kabupaten/Kota, maupun Provinsi yang akan datang.

Masa puasa sekarang ini juga dilaksanakan dalam suasana dimana kita sebagai bangsa Indonesia masih mengalami situasi yang sangat memprihatinkan dimana ancaman perpecahan, perilaku kekerasan dan intoleransi yang tidak sesuai dengan falsafah bangsa kita “Pancasila” masih terus terjadi. 

Bahkan akhir-akhir ini tindakan kekerasan bukan hanya terhadap penganut-penganut agama tetapi juga terhadap pemimpin-pemimpin agama sungguh sangat manyayat hati dan sangat disesalkan di negara kita yang menganut falsafah Pancasila yang menjadi kebanggaan seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia. 

Baru-baru ini, persisnya tgl. 11 Februari 2018 yang lalu kita dikejutkan dengan adanya penyerangan terhadap umat di gereja Santa Lidwina di Bedog, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta,yang menyebabkan seorang pastor, 3 awam dan seorang polisi mengalami luka-luka. Penyerangan itu terjadi ketika misa sedang berlangsung.

Hidup yang aman, penuh kedamaian, saling mencintai, hormat- menghormati, saling menghargai yang menjadi dambaan setiap orang terasa masih jauh dari kenyataan. Hidup yang penuh kasih antar sesama banyak seakan-akan hanya mimpi belaka. 

Masa puasa adalah masa dimana kita yang dalam hidup keagamaan sudah menempuh jalan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, diajak untuk kembali/berbalik kejalan yang benar. Seperti yang disabdakan Tuhan: ”berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh” (Yoel.2, 12). 

Tahun ini yang menjadi tema dalam masa puasa/prapaska ini adalah ”Mewujudkan sukacita seluruh ciptaan di bumi Kalimantan”

Tema ini merupakan ajakan bagi para pengikut Yesus Kristus agar ikut ambil bagian agar hidup penuh sukacita dirasakan oleh setiap orang di bumi ini, di tanah air kita, Indonesia, dimanapun kita berada.

Situasi hidup kemasyarakatan yang telah disebut diatas tadi, ditambah lagi dengan masalah kemiskinan, tidak adanya lapangan kerja, ancaman narkoba, pergaulan bebas, pengelolaan kekayaan alam yang semena- mena, adalah tantangan nyata yang harus dihadapi agar hidup yang penuh sukacita menjadi milik umat manusia, khususnya kita yang hidup di bumi Kalimantan ini.

Kita semua sebagai pengikut Yesus Kristus yang datang kedunia untuk membawa damai, tidak bisa menghindari dari tanggungjawab untuk menjadi agent-agent perdamaian agar sukacita diantara umat manusia dan seluruh alam ciptaan menjadi kenyataan. Bukan sebaliknya, menjadi orang yang menghambat adanya rasa damai.

Masa puasa adalah masa dimana kita diajak untuk melihat kembali hidup keagamaan kita, apakah sudah sesuai atau tidak dengan ajaran iman yang kita anut.

Masa puasa adalah masa dimana kita dipanggil untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan iman kita, sebaliknya memperbanyak perbuatan-perbuatan baik. Menghindari dosa dan memperbanyak perbuatan-perbuatan amal yang penuh kasih terutama terhadap orang-orang kecil dan terlupakan.

”Aku berkata kepadamu,sesungguhnya segala sesuatu yang kau lakukan untuk salah satu saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”(Mt.25,40).

Secara khusus pada masa puasa ini kita diajak untuk melakukan langkah-langkah nyata agar ada sukacita diantara umat manusia, merajut hubungan yang penuh kasih dengan sesama tanpa membeda- bedakan suku, agama, budaya, ras dan antar golongan.

Turutlah bergembira dengan orang-orang yang bergembira, dan menangislah dengan orang yang menangis. Hiduplah rukun satu sama lain. Janganlah bersikap tinggi hati, tetapi sesuaikan dirimu dengan orang yang rendah kedudukannya. Jangan menganggap diri lebih pandai daripada yang sebenarnya”(Roma,12;15-16).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai akhir kata kami ingin mengajak kita semua untuk menyimak dan merenungkan apa yang dikatakan dan dianjurkan Paus Fransiskus tentang puasa.

Puasa yang terbaik adalah:
  1. Puasa mengeluarkan kata-kata yang menyerang dan ubahlah dengan kata-kata yang manis dan lembut. 
  2. Puasa kecewa/tidak puas, dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur. 
  3. Puasa marah, dan penuhilah dirimu dengan sikap taat dan sabar. 
  4. Puasa pesimis. Penuhilah dengan optimis. 
  5. Puasa kawatir, dan penuhilah dirimu dengan percaya pada Tuhan. 
  6. Puasa meratap/mengeluh dan nikmatilah hal-hal sederhana dalam kehidupan. 
  7. Puasa stress dan penuhilah dirimu dengan doa. 
  8. Puasa dari kesedihan dan kepahitan. Penuhilah hatimu dengan sukacita. 
  9. Puasa egois,dan gantilah dengan belarasa pada yang lain. 
  10. Puasa dari sikap tidak bisa mengampuni dan balas dendam. Gantilah dengan perdamaian dan pengampunan. 
  11. Puasa ngomong banyak, dan penuhilah dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.
SELAMAT MENJALANI MASA PUASA.










1 komentar:

  1. ijin copy dan share untuk buletin paroki stella maris ya. terima kasih
    (salam edi)

    BalasHapus