Kapitel Umum Terakhir Lahirkan
Tonggak Sejarah Baru
Kongregasi Bruder MTB di Indonesia
Br. Rafael Donatus MTB Pemimpin Umum MTB 2018-2023 |
Sepanjang
tahun 2017 telah terjadi serentetan peristiwa penting yang membawa suatu perubahan besar bagi Kongregasi Bruder
Maria Tak Bernoda (MTB). Sungguh istimewa bahwa pada tahun 2017 ini Kongregasi
Bruder MTB mengukir dua peristiwa luar biasa yang patut menjadi perhatian. Pertama,
telah dicatat bahwa pada tanggal 25 Juni-2 Juli 2017 Kongregasi Bruder MTB
menyelenggarakan Kapitel Provinsi di Wisma Immaculata Pontianak (Lokasi di
belakang gereja Katedral St. Yosep Pontianak). Kapitel
provinsi yang dihadiri langsung oleh Pemimpin Umum dari Huijbergen-Nederland
waktu itu, yaitu Br. Bram MTB tersebut menghasilkan beberapa
keputusan-kebijakan yang akan dibawa ke kapitel umum di Belanda.
Peristiwa
penting yang kedua adalah, Pada tanggal 18-23 September 2017 yang lalu,
Kongregasi yang juga masuk dalam keluarga besar Ordo Ketiga Regular Santo
Fransiskus Assisi ini menyelenggarakan Kapitel Umum dengan tema“ Dengan Penuh
Harapan Menuju Masa Depan.”Kapitel umum yang diselenggarakan di
Huijbergen-Nederland ini memilih pengurus dewan pimpinan umum yang baru.
Berikut dewan
pimpinan umum kongregasi Bruder MTB Periode 2018-2023:
Pemimpin Umum
Br. Rafael Donatus MTB
Wakil Pemimpin
Umum Br. J.M Vianney MTB
Sekretaris Br.
Libertus G. MTB
Ekonom Br.
Thomas B. MTB dan Br. Flavianus N. MTB
Dewan pimpinan umum 2018-2023 MTB |
Menurut Br.
Rafael Donatus MTB selaku pemimpin umum terpilih periode 6 (enam) tahun ke
depan ini mengatakan bahwa, kapitel umum tahun ini merupakan kapitel umum yang
terakhir yang diadakan di negeri Belanda. Menjawab pertanyaan redaksi sesawi.net, Bruder yang pernah juga
duduk di dewan pimpinan umum pada tahun 2011-2017 ini menjelaskan bahwa,
kapitel umum yang dihadiri oleh beberapa orang utusan dari tiga provinsi yaitu provinsi
Belanda, Brazil dan Indonesia ini juga menghasilkan keputusan/kebijakan penting.
Salah satu keputusan penting dalam kapitel umum tersebut adalah menetapkan bahwa
Generalat dipindahkan ke Indonesia, tepatnya di Pontianak Kalimantan Barat. Dan
Status Provinsi Indonesia yang dulunya
dipimpin oleh seorang provinsial dihapus.
Peremajaan Pimpinan
Kapitel umum
Kongregasi MTB 2017 ini merupakan suatu tonggak bersejarah yang sudah ada di
masa lampau, namun kini meninggalkan buah-buah yang tetap berpengaruh serta
memberi energi segar ke arah perkembangan persaudaraan di masa yang akan
datang. “Kongregasi MTB perlu melakukan tranformasi dalam peremajaan kepemimpinan.
Peremajaan kepemimpinan ini bukan saja berkaitan dengan usia para anggota dewan
pimpinan, namun tidak terlepas juga dari situasi dan kondisi persaudaraan,”
ungkap Br. Bram MTB yang pernah menjabat sebagai pemimpin umum periode
2011-2017.
Menurut bruder
yang fasih berbahasa Indonesia ini, mengatakan bahwa para bruder yang ada di
negeri Belanda saat ini rata-rata sudah lanjut usia. Mereka tidak menangani karya
lagi, mereka hanya membantu kegiatan pastoral gereja, dan kegiatan sosial
lainnya. Ia juga mengisahkan keprihatinannya akan nasib orang muda di negara
Eropa, khususnya Belanda yang semakin menjauh dari kehidupan menggereja.
Situasi ini sangat berbeda dengan gereja di Indonesia yang masih memiliki
vitalitas muda. “Sungguh menyenangkan kalau boleh mengalami suatu peremajaan
kepemimpinan dalam lingkungan gereja yang masih memiliki daya pegas dan
semangat muda dalam hidup mengereja,” pungkasnya.
MTB Quo Vadis?
Sejak tahun
1921 bruder MTB berkarya di bumi Indonesia, tepatnya mereka mulai di
Singkawang, Kalimantan Barat yang termasuk wilayah Keuskupan Agung Pontinak.
Hingga tahun 2018 ini, para bruder MTB berkarya juga di kota-kota lainnya,
Pontianak, Kualadua, Sekadau, Putussibau (semuanya itu di Kalbar); serta di
Pati (Jateng) dan Yogyakarta, yang termasuk wilayah Keuskupan Agung Semarang.
Tonggak
sejarah dan kiprah pelayanan Bruder-Bruder MTB (Maria Tak Bernoda) berawal rasa keprihatinan Mgr. J. Van Hooydonk melihat
anak-anak yang telantar akibat perang. Uskup Keuskupan Breda yang juga pendiri
kongregasi bruder MTB itu mengumpulkan anak-anak korban perang yang terlantar
dan diserang penyakit dalam sebuah asrama untuk diberikan pendidikan. Semboyan
atau motto pendiri kongregasi bruder MTB, Simpliciter
et Confidenter (kesederhanaan dan iman-keyakinan) ini menjadi khazanah
warisan spiritualitas yang menjadi roh pengerak bagi para bruder MTB untuk tetap eksis dalam karya
pelayanan khususnya dibidang pendidikan dan asrama guna menjawab kebutuhan
zaman ini.
Rumah Generalat lama di Huijbergen (Nederland) |
Bertolak dari
tema kapitel umum “Dengan Penuh Harapan Menuju Masa Depan, maka keputusan
kapitel umum kongregasi MTB ini menjadi tonggak karya pelayanan mereka di masa
yang akan datang. “Semoga kehadiran kami para bruder MTB menjadi tanda Allah
sehingga dapat berbuah dan berkat berlimpah bagi semua orang yang kami layani.
Atas nama dewan pimpinan umum, saya mengucapkan terima kasih kepada Br. Gabriel
Robun Tukan MTB (provinsial Indonesia terakhir sebelum perubahan menjadi dewan
pimpinan umum) dan kepada Br. Bram MTB (Pemimpin Umum periode 2011-2017) atas
dedikasi dan pelayanannya,” ungkap Br. Rafael Donatus MTB yang kini tinggal di
Generalat MTB Jl. Sepakat II (A. Yani) Blok B No. 123 Pontianak-Kalimantan
Barat.
Sr. Maria Seba
SFIC
Sumber dan kredit foto: Br. Rafael Donatus MTB dan Majalah Tahunan
MTB Pratikami.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar