Minggu, 29 Januari 2017

IPDKR (Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya)

Bertindak dengan kasih, saling menolong, dan kerja sama dengan tujuan membangun Martabat Orang Dayak. Supaya budaya moral dapat terlestarikan ditambah dengan banyak terlahir orang dayak yang Intelektual, bermoral, beretika dan berkualitas-IPDKR


Orang dayak bisa menjadi kasus ketiga setelah suku Aburigin dan suku Indian yang telah dianggap punah. Demikian yang diungkapkan oleh bapak Cristian Mara pengrajin seni. Begitu juga dengan pendapat pastor Wiliam Chang OFM. Cap saat memberi mata kuliah Manajemen Konflik kebetulan menyinggung mengenai KB (Keluarga Berencana). Sejalan dengan itu, begitulah tujuan IPDKR (Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya) yaitu untuk mempertahankan keturunan dayak dengan memberi pengaruh pikiran positif yang guna mengangkat martabat orang dayak itu sendiri.

Asiang salah satu keturunan tionghua yang berdomisili di Sangku sungai ambawang dan ikut dalam IPDKR mengungkapkan bahwa pentingnya masyarakat kubu raya terutama orang muda yang bersuku dayak untuk membekali diri dengan Ilmu pengetahuan dan penguasaan akan  teknologi. Sejalan dengan itu, IPDKR dibentuk supaya orang-orang yang berkecimpung didalamnya dapat menjadi wadah untuk pengembangan budaya. Orang muda dayak sendiri harus tahu diri, bahwa mereka lahir bahkan meninggal tidak terlepas dari unsur budaya. Karena ada budaya lah orang dayak dikenal dengan masyarakat yang memiliki nilai moral yang tinggi.Begitu pula harapan IPDKR untuk semua orang muda untuk tetap mempertahankan budaya dengan sikap lebih kritis terhadap ancaman global dari luar, ulasnya.

Atas dasar itulah mengapa kaum muda khususnya orang dayak mesti mengenal diri lebih dalam, dari mana, dan untuk apa. Sebab, jika mereka sendiri tidak tahu identitas diri mereka sendiri maka yang terjadi adalah kepunahan suku dayak pada masa yang mendatang. Kepunahan disini artinya, banyak orang yang sebetulnya orang dayak tidak mau mengakui diri sebagai orang dayak lagi. Karena orang dayak dianggap sebagai orang yang terpencil dan kurang dalam pendidikan. Hal ini sudah didukung dengan fakta yang ada, bahwa banyak orang muda dayak yang setelah lulus SMA lansung menikah bahkan yang belum selesai sekolah pun sudah ada yang menikah dan berhenti sekolah. Inilah yang membuat pandangan masyarakat luar terhadap orang dayak menjadi rendah. Namun, sebetulnya suku dayak adalah suku yang sangat bermartabat tinggi. Sebab itulah, mulai sekarang cara pikir positif dan penyadaran diri harus dimulai dan diterobos untuk mengakat martabat orang dayak itu sendiri. Supaya budaya dan bahasa tetap terjaga dan dapat dilestarikan sampai anak cucu.



Supaya orang kita tetap mencintai budaya dan tetap kristis dengan berbagai perkembangan teknologi secara global, maka himbauan untuk orang muda dayak harus lebih banyak terlibat dalam organisasi, pelatihan, dan kegitan yang tujuannya adalah untuk membangun karakter, pola pikir dan moral. Sejalan dengan ini bahwa etika dayak bermasyarakat harus dijaga dengan melestarikannya. Karena orang dayak dikenal sebagai orang yang ramah, tidak sungkan untuk menolong sesama sekalipun orang yang ditolongnya tidak kenal, disamping itu masih banyak lagi nilai moral yang terkandung dalam budaya dayak asli. IPDKR hadir sebagai persekutuan yang dibangun atas dasar kesadaran oleh kaum muda itu sendiri. Dengan tujuan untuk saling menjaga, dan membangun sesama dalam hal Ilmu pengetahuan, budaya, SDM (Sumber Daya Manusia) dan membangun pikiran positif. supaya siapapun yang melihat dan bertemu dengan orang dayak, akan tampak bahwa budaya dayak itu adalah budaya yang menjunjung tinggi perdamaian.–SAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar