“ Bertindak dengan kasih, saling menolong, dan kerja sama dengan tujuan
membangun Martabat Orang Dayak. Supaya budaya moral dapat terlestarikan
ditambah dengan banyak terlahir orang dayak yang Intelektual, bermoral, beretika
dan berkualitas”-IPDKR
Orang
dayak bisa menjadi kasus ketiga setelah suku Aburigin dan suku Indian yang
telah dianggap punah. Demikian yang diungkapkan oleh bapak Cristian Mara
pengrajin seni. Begitu juga dengan pendapat pastor Wiliam Chang OFM. Cap saat
memberi mata kuliah Manajemen Konflik kebetulan menyinggung mengenai KB
(Keluarga Berencana). Sejalan dengan itu, begitulah tujuan IPDKR (Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya) yaitu
untuk mempertahankan keturunan dayak dengan memberi pengaruh pikiran positif
yang guna mengangkat martabat orang dayak itu sendiri.
Asiang
salah satu keturunan tionghua yang
berdomisili di Sangku sungai ambawang dan ikut dalam IPDKR mengungkapkan bahwa
pentingnya masyarakat kubu raya terutama orang muda yang bersuku dayak untuk
membekali diri dengan Ilmu pengetahuan dan penguasaan akan teknologi. Sejalan dengan itu, IPDKR dibentuk
supaya orang-orang yang berkecimpung didalamnya dapat menjadi wadah untuk
pengembangan budaya. Orang muda dayak sendiri harus tahu diri, bahwa mereka
lahir bahkan meninggal tidak terlepas dari unsur budaya. Karena ada budaya lah
orang dayak dikenal dengan masyarakat yang memiliki nilai moral yang
tinggi.Begitu pula harapan IPDKR untuk semua orang muda untuk tetap
mempertahankan budaya dengan sikap lebih kritis terhadap ancaman global dari
luar, ulasnya.
Atas
dasar itulah mengapa kaum muda khususnya orang dayak mesti mengenal diri lebih
dalam, dari mana, dan untuk apa. Sebab, jika mereka sendiri tidak tahu
identitas diri mereka sendiri maka yang terjadi adalah kepunahan suku dayak
pada masa yang mendatang. Kepunahan disini artinya, banyak orang yang
sebetulnya orang dayak tidak mau mengakui diri sebagai orang dayak lagi. Karena
orang dayak dianggap sebagai orang yang terpencil dan kurang dalam pendidikan.
Hal ini sudah didukung dengan fakta yang ada, bahwa banyak orang muda dayak
yang setelah lulus SMA lansung menikah bahkan yang belum selesai sekolah pun
sudah ada yang menikah dan berhenti sekolah. Inilah yang membuat pandangan
masyarakat luar terhadap orang dayak menjadi rendah. Namun, sebetulnya suku
dayak adalah suku yang sangat bermartabat tinggi. Sebab itulah, mulai sekarang
cara pikir positif dan penyadaran diri harus dimulai dan diterobos untuk
mengakat martabat orang dayak itu sendiri. Supaya budaya dan bahasa tetap
terjaga dan dapat dilestarikan sampai anak cucu.
Supaya
orang kita tetap mencintai budaya dan tetap kristis dengan berbagai
perkembangan teknologi secara global, maka himbauan untuk orang muda dayak
harus lebih banyak terlibat dalam organisasi, pelatihan, dan kegitan yang
tujuannya adalah untuk membangun karakter, pola pikir dan moral. Sejalan dengan
ini bahwa etika dayak bermasyarakat harus dijaga dengan melestarikannya. Karena
orang dayak dikenal sebagai orang yang ramah, tidak sungkan untuk menolong
sesama sekalipun orang yang ditolongnya tidak kenal, disamping itu masih banyak
lagi nilai moral yang terkandung dalam budaya dayak asli. IPDKR hadir sebagai
persekutuan yang dibangun atas dasar kesadaran oleh kaum muda itu sendiri.
Dengan tujuan untuk saling menjaga, dan membangun sesama dalam hal Ilmu
pengetahuan, budaya, SDM (Sumber Daya Manusia) dan membangun pikiran positif.
supaya siapapun yang melihat dan bertemu dengan orang dayak, akan tampak bahwa
budaya dayak itu adalah budaya yang menjunjung tinggi perdamaian.–SAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar