oleh Gabriel Randall
![]() |
Mgr. Guido Marini, seremonarius untuk Paus sejak tahun 2007 |
Sebuah perayaan liturgi besar sudah
sepantasnya memiliki seorang atau lebih Seremonarius. Siapakah mereka itu
sebenarnya?
Seremonarius (bhs Latin: Magister
Caeremoniarium) adalah pelayan liturgi yang memandu seluruh pelayan liturgy,
baik itu Imam, Putera-Putri Altar, Lektor, dan Prodiakon dalam Perayaan
Ekaristi. “Dalam suatu perayaan liturgi, seremonarius mengatur kapan saatnya
para pelayan dan para selebran melaksanakan suatu tindakan dan juga teks-teks
apa yang digunakan.
Sungguhpun begitu, ia hendaknya
melaksanakan tugasnya dengan bijaksana dan tanpa menonjolkan diri. Ia mengatur,
bergerak dan berbicara secukupnya dan sama sekali tidak boleh menggantikan
fungsi diakon di sisi selebran. Ia harus menjalankan tugasnya dengan takzim,
sabar, teliti dan perhatian“ (Caeremoniale Episcoporum art 35).
Seorang Seremonarius perlu memiliki
pengetahuan tentang sejarah dan karakter dari liturgi serta semua hukum dan
peraturannya. Tidak kalah pentingnya, ia pun hendaknya memiliki pengetahuan
pastoral yang memadai, agar dapat merencanakan perayaan liturgi dengan
partisipasi umat yang membuahkan hasil, yang pada akhirnya akan menambah
keindahan ritus itu.
![]() |
Gabriel Randall, seremonarius di gereja Santa Maria Bintaro |
Untuk pakaian liturgi tidak ada aturan
khusus mengenai pakaian liturgi untuk seremonarius. Biasanya seremonarius
memakai pakaian liturgi sama seperti Putra Altar di Vatikan yaitu jubah hitam
dan superpli, bila di paroki tertentu tidak memiliki jubah hitam bisa
digantikan dengan jubah putih. Setiap paroki memiliki seremonarius yang
bertugas hanya pada Perayaan Liturgi besar saja seperti: Natal, Pekan Suci,
Misa Pontifikal, dll.
Sumber: tradisikatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar