Jumat, 27 Januari 2017

Makan Daging Merah dan Bahaya Kolesterol


Saya suka sekali makan babi panggang dan kambing guling, dan saya takut kadar kolesterol tubuh saya meningkat …. Apa yang terjadi dan sebaiknya dilakukan?

Dianjurkan bagi insan yang mempunyai bakat kadar kolesterol darahnya cenderung tinggi untuk sangat mengurangi (bila perlu, stop dulu) makan daging merah (mamalia berkaki empat). Babi, kambing dan sapi kandungan kolesterolnya sama saja, namun kandungan lemak jenuhnya di dalam daging babi justru paling kecil. Hal ini tampak dari sifat fisik lemaknya. Adakah lemak babi yang membeku seperti ‘lilin’ yang mengambang di permukaan kuah?

Secara umum, kandungan lemak jenuh (kolesterol jahat) di dalam ikan jauh lebih rendah daripada mamalia berkaki empat dan unggas. Bahkan ikan tak bersisik dari laut dalam, sangat kaya lemak tak jenuh (pembentuk HDL, kolesterol baik). Ikan kaya lemak tak jenuh yang paling gampang dijumpai di warung adalah ikan kembung, ikan patin. Kedua jenis ikan ini sangat bagus untuk meningkatkan kadar HDL dan menggeser LDL sehingga disebut juga ikan ‘non kolesterol’.

Makanan berserat tinggi, sayuran dan buah buahan akan membantu menghambat penyerapan lemak oleh sistem pencernaan. Namun ingat, serat ini hanya menghambat penyerapan lemak, bukan berarti makan banyak lemak dan banyak serat akan aman dan sehat.

Makan sayur yang banyak (jenis sayur apa saja) akan menghambat percepatan pengolahan makanan menjadi kolesterol. Makan sayur dan buah yang banyak sampai merasa kenyang, menjadi menu diet yang paling bagus untuk menekan kadar kolesterol darah.

Selain itu, lakukan olah raga teratur untuk pembakaran timbunan lemak di dalam tubuh agar kesempatan pembentukan plak di pembuluh darah sangat ditekan. Olahraga teratur juga menghindari penimbunan lemak dari sisa glukosa yang tidak terpakai pada pembentukan ATP karena sudah lebih dari cukup sehingga ditabung di dalam hati dan otot sebagai glycogen yang berakhir menjadi timbunan lemak.

Mari memulai hidup sehat dari diri kita sendiri terlebih dulu.


Sumber : Buletin Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar