Memberikan
perhatian khusus kepada orang sakit dari mereka yang diberikan kesehatan merupakan tindakan terpuji. Seringkali
tindakan merawat mereka sangatlah tidak mudah apalagi kita merasakan; bagaimana
rewelnya dan mengganggu tingkat kesabaran kita.
Sabtu tanggal 11
Februari 2017 merupakan peraayaan Hari Orang Sakit Sedunia. Sebagai perayaan
yang dirayakan bersamaan dengan hadirnya Bunda Maria kepada Sta. Bernadeta di
tanggal yang sama pada tahun 1858 di Lordes, menjelaskan betapa besar peran Bunda
Maria kepada mereka. Sehingga Lourdes dikenal sebagai bagian dari mukjizat yang
menyembuhkan bahkan hampir ribuan orang datang setiap
tahunnya untuk merasakan kehadiran karya keselamatan tersebut.
Walau Gereja mengakui hanya 67 saja
peristiwa yang dianggap sebagai mukjizat, tetapi itu tak menghentikan kekuat-an
keyakinan jemaat yang datang bahkan berulang-ulang dan menjadi tempat
perziarahan. Bahkan menurut catatan dari berbagai sumber, Lourdes yang sudah berusia
57 tahun semenjak penampakan Bunda Maria ini dikunjungi peziarah tak kurang
berjumlah enam juta orang per tahunnya. Dari kisaran jumlah 21 itu, 400-an ribu
di antaranya adalah kaum muda.
“Que soy era Immaculado Councepciou!” seperti
yang dijelaskan Bunda Maria ketika ditanya oleh Bernadette Soubirous (nama
lengkap Sta. Bernadeta) dalam bahasa Indonesia berarti Aku adalah Yang
Dikandung Tanpa Dosa. Sekalipun Sta. Bernadetta menderita penyakit TBC yang
sangat akut dengan rendah hati ia menjelaskan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah
untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya.
Tantangan bagi mereka yang terus berdoa
demi kesembuhannya, akan tetapi tidak diberikan kesembuhan juga adalah apakah
nantinya akan meninggalkan Yesus? Inilah peran bersama, peran Gereja, peran
keluarga dan sukarelawa bahkan mereka yang memberikan waktu serta tenaga untuk
meneguhkan keyakinan sehingga kemudian menghadirkan Yesus menjamah mereka.
Sebagai salah satu peristiwa besar yang
diselenggarakan Gereja, kita dihadapkan sebuah tanggung jawab agar peka, sabar
dan hati yang tekun mendoakan mereka yang sakit.
Seruan Paus Fransiskus yaitu mendampingi
orang sakit adalah ungkapan untuk menghadirkan kerajaan Allah, maka peristiwa
ini sangat sesuai dengan injil. Romo juga mengatakan memang sangat tidak mudah
mendampingi orang sakit, karena orang sakit kadang banyak yang mengeluh dan
susah diatur layaknya seperti anak kecil, yang sangat butuh banyak perhatian.
Maka merawat dan menolong orang sakit itu sangat dibutuhkan kesabaran dan
kerendahan hati.
Iman tanpa perbuatan adalah mati seperti
yang dikatakan oleh rasul Yakobus. Pendampingan terhadap orang sakit adakah
salah satu bentuk perbuatan iman. Yang menarik dan mengharukan, ada seorang ibu
yang sangat tersentuh untuk menolong orang yang sedang menderita dengan
membangun rumah untuk sebuah keluarga yang tinggalnya sunguh-sungguh tidak
layak untuk ditempati. Ibu itu dengan ikhlasnya ingin membuatkan sebuah rumah
yang layak untuk ditempati bagi keluarga yang tidak mampu itu. Inilah salah
satu contoh iman yang
hidup.
PM-diolah dari
pelbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar