Minggu, 26 Maret 2017

Teladan Maria Atas Cintanya Kepada Yang Sakit

Memberikan perhatian khusus kepada orang sakit dari mereka yang diberikan  kesehatan merupakan tindakan terpuji. Seringkali tindakan merawat mereka sangatlah tidak mudah apalagi kita merasakan; bagaimana rewelnya dan mengganggu tingkat kesabaran kita.


Sabtu tanggal 11 Februari 2017 merupakan peraayaan Hari Orang Sakit Sedunia. Sebagai perayaan yang dirayakan bersamaan dengan hadirnya Bunda Maria kepada Sta. Bernadeta di tanggal yang sama pada tahun 1858 di Lordes, menjelaskan betapa besar peran Bunda Maria kepada mereka. Sehingga Lourdes dikenal sebagai bagian dari mukjizat yang menyembuhkan bahkan hampir ribuan orang datang setiap tahunnya untuk merasakan kehadiran karya keselamatan tersebut.

Walau Gereja mengakui hanya 67 saja peristiwa yang dianggap sebagai mukjizat, tetapi itu tak menghentikan kekuat-an keyakinan jemaat yang datang bahkan berulang-ulang dan menjadi tempat perziarahan. Bahkan menurut catatan dari berbagai sumber, Lourdes yang sudah berusia 57 tahun semenjak penampakan Bunda Maria ini dikunjungi peziarah tak kurang berjumlah enam juta orang per tahunnya. Dari kisaran jumlah 21 itu, 400-an ribu di antaranya adalah kaum muda.

“Que soy era Immaculado Councepciou!” seperti yang dijelaskan Bunda Maria ketika ditanya oleh Bernadette Soubirous (nama lengkap Sta. Bernadeta) dalam bahasa Indonesia berarti Aku adalah Yang Dikandung Tanpa Dosa. Sekalipun Sta. Bernadetta menderita penyakit TBC yang sangat akut dengan rendah hati ia menjelaskan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya.

Tantangan bagi mereka yang terus berdoa demi kesembuhannya, akan tetapi tidak diberikan kesembuhan juga adalah apakah nantinya akan meninggalkan Yesus? Inilah peran bersama, peran Gereja, peran keluarga dan sukarelawa bahkan mereka yang memberikan waktu serta tenaga untuk meneguhkan keyakinan sehingga kemudian menghadirkan Yesus menjamah mereka.

Sebagai salah satu peristiwa besar yang diselenggarakan Gereja, kita dihadapkan sebuah tanggung jawab agar peka, sabar dan hati yang tekun mendoakan mereka yang sakit.

Seruan Paus Fransiskus yaitu mendampingi orang sakit adalah ungkapan untuk menghadirkan kerajaan Allah, maka peristiwa ini sangat sesuai dengan injil. Romo juga mengatakan memang sangat tidak mudah mendampingi orang sakit, karena orang sakit kadang banyak yang mengeluh dan susah diatur layaknya seperti anak kecil, yang sangat butuh banyak perhatian. Maka merawat dan menolong orang sakit itu sangat dibutuhkan kesabaran dan kerendahan hati.

Iman tanpa perbuatan adalah mati seperti yang dikatakan oleh rasul Yakobus. Pendampingan terhadap orang sakit adakah salah satu bentuk perbuatan iman. Yang menarik dan mengharukan, ada seorang ibu yang sangat tersentuh untuk menolong orang yang sedang menderita dengan membangun rumah untuk sebuah keluarga yang tinggalnya sunguh-sungguh tidak layak untuk ditempati. Ibu itu dengan ikhlasnya ingin membuatkan sebuah rumah yang layak untuk ditempati bagi keluarga yang tidak mampu itu. Inilah salah satu contoh iman yang
hidup.

PM-diolah dari pelbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar