Bertempat di rumah retret Tirta Ria Kabupaten Kubu Raya telah dilangsungkan
Pertemuan Pastores Keuskupan Agung Pontianak 2017. Temu Pastors ini dihadiri
semua imam yang berkarya di Keuskupan Agung Pontianak, perwakilan komisi-komisi
dan mengundang kelompok-kelompok ketegorial untuk sharing.
Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Pr, membuka Temu
Pastores ini dengan Misa Syukur pada
Senin sore (30/1/). Uskup menyampaikan
ucapan terima kasih kepada para yang undangan hadir dalam pertemuan ini.
Kehadiran para undangan merupakan wujud kerelaan sebagai hamba Gereja yang mau
menjawab kebutuhan Gereja Keuskupan Agung Pontianak.
Proses Temu Pastores selama 4 hari ini dilalui dengan
dialog dan sharing berkaitan pelayanan pastoral baik dengan para pastor yang
berkarya di paroki-paroki, komisi-komisi maupun dengan kelompok-kelompok
kategorial awam. Hasil dialog dan sharing tersebut dievaluasi sejauhmana
pelayanan pastoral dapat dirasakan atau berdayaguna bagi umat. Kendala-kendala
yang ditemukan di lapangan upayakan dicarikan solusi secara bersama-sama.
Ada sesi
sharing yang agak berbeda dalam pertemuan Pastores kali, yaitu sharing komunitas
Neocatechumenal Way. Komunitas ini mensharingkan cara berkatekese. Gerakan
ini diluncurkan untuk membantu Gereja memperbaharui dirinya dalam menanggapi
Vatikan II. Gerakan ini menyatakan bahwa reaksi terhadap perubahan besar
dalam masyarakat kita - terutama sekularisme - Gereja harus secara bertahap menjadi
lebih dari masyarakat dan kembali ke contoh orang Kristen awal.
Neocatechunemal
adalah model berkatekese keliling ke rumah-rumah atau kelompok-kelompok umat di
paroki-paroki untuk berpastoral penginjilan, berkatekese kepada umat tentang
cinta kasih Allah, Sakramen, dan perayaan pertobatan. Para pastor cukup
antusias mengikuti sharing dari Pastor David Siquier asal Spanyol yang
tergabung dalam komunitas Neocatechumenal Kinabalu Malaysia ini.
Paroki Stella
Maris Siantan merupakan salah satu paroki yang langsung menawarkan diri untuk
didampingi dalam berkatekse model Neocatechumenal Way. Model ini nampaknya memang cocok untuk situasi dan keadaan masyarakat
yang saat ini cenderung sekularisme, menjauh dari penghayatan kehidupan
menggereja.
Banyak hal yang disharingkan terkait dengan kegagalan
dan keberhasilan dalam melaksanakan karya pastoral. Sejauh mana pelayanan
berdampak bagi umat dan bagi masyarakat sekitarnya? Dan pada saat pleno, muncul
kesepahaman bersama bahwa kegagalan dan keberhasilan karya pastoral paroki,
komisi-komisi, kelompok kategorial/organisasi dan lembaga (lokal) menjadi
keprihatinan dan keberhasilan bersama sebagai satu gereja keuskupan.
Sebagai tindak lanjutnya, pertemuan Pastores Keukupan
Agung Pontianak 2017 telah memutuskan beberapa hal yaitu : Pertama, memilih sekretaris TEPAS ( Temu Pastores) untuk masa 3
tahun, yaitu : P. Yosef Maswardi, Pr dan P. Leonard Nojo, OFMCap. Kedua, akan dilaksanakan rekoleksi
pembaruan janji imamat, tanggal 11-12 April 2017. Ketiga, tindak lanjut penyusunan Pedoman Pastoral oleh wakil
dekenat Singbebas, Landak, Kota, dan ditambah tim ahli yaitu : P. Wiliam Chang,
OFMCap, P. Hermanus Mayong, OFMCap, P. Barces, CP, serta Sr. Mutia (sekretariat
komisi-komisi). Keempat, menyusun
kembali kurikulum (materi) Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) dan Ketekumen,
yang akan ditindaklanjuti oleh Komisi Kateketik dan Komisi Keluarga. Kelima, perlu diadakan pembekalan DPP
sebelum dilantik. Keenam, temu
Pastores selanjutnya akan dilaksanakan di Rumah Retret Tirta Ria, tanggal 25-28
Juli 2017.
PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar